Pentingnya Pelatihan Berbasis Kompetensi di
Perusahaan
Pelaksanaan suatu pelatihan oleh perusahaan
sering mengalami kegagalan. Disamping jarang dilakukan analisis kebutuhan
pelatihan juga karena pola pelatihan bersifat konvensional. Dengan demikian
pelatihan kurang mampu menjawab kebutuhan organisasi, individu karyawan, dan
kebutuhan akan pekerjaannya. Hal penting dalam sebuah perusahaan adalah
mensosialisasi para karyawannya ke dalam budaya perusahaan agar mereka dapat
menjadi karyawan yang produktif dan efektif, segera setelah memasuki dan
menjadi anggota sistem sosial pada perusahaan. Salah satu cara utama untuk
melakukan hal itu adalah melalui pelatihan berbasis kompetensi. Mengapa
diperlukan? Karena penempatan karyawan dalam pekerjaan secara langsung tidak
menjamin mereka akan berhasil. Karyawan baru sering merasa tidak pasti tentang
peranan dan tanggung jawab mereka.
Permintaan pekerjaan dan kapabilitas karyawan
haruslah seimbang melalui program orientasi dan pelatihan. Keduanya
sangat dibutuhkan. Meskipun para karyawan telah dilatih dan telah
menguasai pekerjaannya, mereka membutuhkan pengembangan lebih jauh untuk
menyiapkan tanggung jawab mereka di masa depan. Ada kecenderungan yang
terus terjadi, yaitu semakin beragamnya karyawan dengan organisasi yang
lebih datar menyebabkan karyawan mampu mengembangkan tugas kewajiban dan
tanggung jawabnya yang lebih besar.
Melalui pelatihan berbasis kompetensi, karyawan
terbantu mengerjakan pekerjaan yang ada, dapat meningkatkan keseluruhan
karir karyawan, dan membantu mengembangkan tanggung jawabnya di masa
depan. Pengembangan dapat membantu karyawan agar mampu mengatasi
tanggung jawabnya di masa depan, maka salah satu upaya strategis yang
perlu dilakukan adalah menciptakan sebuah proses belajar berkelanjutan
di seluruh lapisan karyawan melalui paket pelatihan dan pengembangan.
Hal demikian tidak bisa ditunda-tunda lagi khususnya mereka yang
bergerak di sektor agribisnis di Indonesia, yang persoalan utamanya
adalah kualitas SDM yang kurang berkualifikasi. Padahal, di era masa
depan salah satu indikator daya saing tinggi adalah penguasaan SDM
bermutu.
Satu hal lagi, seperti halnya sebuah proses
pembelajaran, UNESCO dalam paradigma pendidikan yang terbaru menekankan
bahwa sasaran pendidikan diarahkan pada (1) learning to know; (2) learning to do; (3) learning to be; (4) learning to live together.
Di masa depan dan siapa pun peserta dan penyelenggaranya, proses
pembelajaran perlu diarahkan pada kegiatan “belajar untuk belajar”
sehingga terbentuklah masyarakat Indonesia sebagai masyarakat belajar;
tidak terkecuali di lingkungan perusahaan. Di samping itu, pembelajaran
lewat pelatihan hendaknya dikemas bukanlah untuk membentuk orang yang
mandiri dan terampil namun dengan kepribadian (soft skills) nol. Jadi,
intinya pelatihan seharusnya memiliki beragam aspek dominan yang
lengkap. Ketika perusahaan sedang dibangun untuk menjadi organisasi
pembelajaran maka pelatihan berbasis kompetensi menjadi sangat
strategis.
Training bisa meningkatkan kemampuan pekerja bias bisa semakin ahli
BalasHapusklik Pengiriman Via Cargo